ahlan wasahlan....

ahlan wasahlan para pecinta Allah dan pecinta Rasulullah ......

Baju Besi

Sya’bi meriwayatkan, ketika menjabat sebagai khalifah, sayyidina Ali bin Abi Thalib ra pernah kehilangan baju besi, dan ternyata baju besi itu berada di tangan seorang yang beragama Nasrani. Lalu sayyidina Ali melapor kepada hakim yang bernama Syuraih, menuntut agar baju besi itu dikembalikan kepadanya.

Dalam sidang pengadilan Sayyidina Ali ra berkata,

“Baju besi ini kepunyaanku, tidak kujual dan kuberikan kepada siapapun.”

Hakim bertanya kepada orang Nasrani itu,

“Apa jawabanmu terhadap tuduhan Amirul Mu’minin ini?”

Jawab Nasrani,

“Baju besi ini kepunyaanku. Namun demikian bukan berarti aku menuduh Amirul Mu’minin berdusta.”

Hakim bertanya kepada sayyidina Ali ra,

“Ya Amiral Mu’minin, adakah Engkau mempunyai bukti?”

Sayyidina Ali ra tersenyum dan menyatakan tepat apa yang dilakukan oleh hakim Syuraih. Sayyidina Ali ra mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai bukti bahwa baju perang itu adalah miliknya.

Akhirnya hakim itu memutuskan bahwa baju perang itu kepunyaan Nasrani. Lalu diambilnya, dan setelah berjalan beberapa langkah, dia kembali berucap,

“Aku mengakui bahwa ini adalah putusan para nabi. Amirul Mu’minin mengadukanku pada hakim, lalu dipertimbangkan dan hakim memenangkanku. Sekarang aku bersaksi, ‘Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.’ Demi Allah, baju besi ini benar kepunyaanmu, wahai Amirul Mu’minin. Ia terjatuh ketika Engkau dalam perjalanan menuju Shiffin.”

Sayyidina Ali ra berkata,

“Karena Engkau telah memeluk Islam, maka baju besi itu kuberikan padamu.”

Hati sanubari dibawah bimbingan iman itulah yang menuntun sayyidina Ali ra (seorang kepala negara) dan Syuraih (seorang hakim) kepada keadilan. Khalifah yang beriman itu tidak bersedia menggunakan kekuasaannya mengambil kepunyaannya atau mempengaruhi hakim supaya memberikan putusan menurut kepentingannya.

[Dikutip dari buku "Merasakan Kehadiran Tuhan", karya Dr. Yusuf Qardhawi]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ooh, cintaa..

Cinta.. Siapakah gerangan yang tak mengenalnya? Dimana-mana orang membicarakannya! Melalui ucapan dan tulisan, kata cinta berbaur dalam masyarakat. Sulit bagi seseorang untuk lepas dari cinta. Karena cinta sebenarnya sudah begitu melekat dalam di dalam hati kita, merasuk di pembuluh darah, menjalar kian kemari ke dalam tubuh kita.Tetapi pernahkah kita merenung sejenak,
Apa sebenarnya cinta itu?
Darimanakah datangnya cinta?
Kenapa manusia butuh rasa cinta?
Kepada siapa cinta layak diberikan?
            Cinta telah ada dalam tubuh kita sejak lahir, ia merupakan pembawaan manusia. Cinta secara umum identik dengan suka dan senang. Tetapi rasa cinta juga dibarengi dengan harapan pada yang disukai itu, serta adanya kekhawatiran akan kehilangan.
Berdasarkan motivasinya, cinta dibedakan menjadi ..
1.      Cinta Syahwati
Adalah cinta yang didasari dengan keinginan untuk memiliki yang dicintai. Rasa suka kepada sesuatu merupakan fitrah manusia yang suci. Tetapi denagn adanya rasa suka ini, seringkali manusia memiliki hasrat untuk menguasai. Cinta ini baru terpuaskan ketika sudah memiliki apa yang dicintai. Lawan dari cinta syahwati dalah benci ! Motif dalam cinta syahwati adalah rasa suka di hati berdasarkan  hawa nafsu.
2.      Cinta Imani
Adalah cinta yang motivasinya ialah iman kepada Allah SWT. Ia dilandasi kesadaran fitrah manusia selaku hamba Allah yang wajib mengabdikan diri kepada-Nya. Orang yang bercinta dengan cinta imani akan mencintai sesuatu yang dicintai Allah dan membenci sesuatu yang dibenci Allah. Cinta imani melahirkan kasih sayang yang tidak bersifat ingin memiliki yang dicintai tetapi ingin memberi dan membantu. Bila seseorang memcintai karna Allah, maka kasih sayang yang diberikannya pun akan mengikuti ketentuan dan syari’at Allah. Bukan kasih sayang yang membutakan hati dan menulikan telinga !




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

tentang sabar

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailany memberikan petuahnya pada Ahad, 17 Syawal 545 H :
Ya Allah, berikanlah tambahan nikmat ta’dlim kepada Nabi Muhammad.
“Dan tuangkanlah kesabaran atas diri kami ,dan kokohkanlah pendirian kami..” (QS. Al Baqarah:250),
dan banyak pemberian Mu kepada kami dan berilah kami rezeki untuk bersyukur atas rezeki itu. Dan seterusnya, kemudian Beliau berkata :
(Wahai kaum ku) bersabarlah karena dunia ini –semuanya- merupakan malapetaka dan bencana. Dan sangat langka selain hal itu. Tidak ada suatu kenikmatan, kecuali ia bersebelahan dengan kesengsaraan. Tidak ada kesenangan kecuali disertai kesusahan. Tidak ada keleluasaan kecuali disertai kesempitan. Berikan dunia untuk hidupmu dan raihlah bagianmu –darinya- dengan tangan syar’i. Karena ia merupakan penawar dalam memperoleh apa yang diraih dalam dunia ini.

(Wahai sahaya) ambillah bagianmu dengan ketentuan syar’i, jika engkau seorang murid. Dan dengan ketentuan perintah, jika engkau termasuk orang khusus yang benar. Dan dengan kekusaan Allah, jika engkau merupakan seorang yang tunduk, selalu menemani dan mendekati Allah. Dengan suatu tuntunan kepadamu, dan perintah yang memerintah dan melarangmu, dan perbuatan yang mendekatkanmu ke mulutmu.

Manusia terbagi ke dalam 3 macam : umum, khusus, dan khususnya khusus.
Kelompok umum (aam) adalah kaum muslimin yang bertaqwa, menggenggam syari’ah di tangannya, memegangnya dan tidak melepaskannya, selalu melaksanakannya sesuai firman Allah dalam surah Al Hasyr ayat 7, yang artinya
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”
Jika semua ini telah sempurna –sesuai dengan hak-haknya dan diamalkan lahir batin- maka jadilah hati itu menjadi hati yang terang dan mempunyai mata hati. Maka jika ia mengambil sesuatu dengan tangan syar’i, maka kayalah hatinya dan mencari ilham dari Al Haq, karena inspirasi Allah merata bagi semua manusia, segala sesuatu. Allah berfirman dalam surah Asy Syams ayat 8 yang artinya
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.”
Maka bertaqwalah hatinya dan memandang kepada inspirasi Allah. Sementara tanda-tandanya adalah pengambilannya terhadap suatu perintah dari sisi lahirnya. Dalam arti bahwa semua yang ada dalam bursa kehidupan ini merupakan miliknya dan dengan kekuatannya. Kemudian ia kembali dan mencari penerang dari cahaya hatinya dan melihat apa yang ada di sisinya –tentang hal ini-. Ini semua hanya dapat dilakukan setelah membenamkan dirinya dalam semua amalan syari’ah, ketika iman tauhidnya menjadi kuat sesudah hatinya terlepas dari dunia, makhluk, menaklukan padang pasir dan menyebrangi samuderanya. Setelah itu datanglah cahaya penerang, datanglah cahaya iman, cahaya kedekatan kepada Allah, cahaya amal, cahaya sabar, cahaya kasih sayang dan ketentraman. Semua ini merupakan buah dari melaksanakan semua hak-hak syari’ah dan berkah mengikutinya.
Adapun para Wali Abdal, yaitu orang yang khusus dari yang khusus, mereka mencari fatwa syari’ah kemudian memandang kepada perintah Allah, perbuatan, dinamika, dan inspirasi Allah.
Adapun mereka yang tidak termasuk dalam kelompok ini, merupakan suatu kerusakan di atas kerusakan, derita dalam derita, haram di dalam keharaman. Kepusingan di dalam kepala agama, bisul yang timbul di hati agama, dan penyakit paru-paru yang timbul dalam tubuh agama.

(Wahai kaumku) pemberian Nya kepadamu adalah untuk mengamati bagaimana kamu menggunakannya. Apakah engkau menetapkannya atau mengubahnya? Apakah engkau membenarkannya atau mendustakannya? Siapapun yang tidak sesuai kodratnya, dia tidak akan mendapat pershabatan dan pertolongan. Siapapun yang tidak rela dengan suatu keputusan, berarti ia tidak suka kepada Nya. Siapapun yang tidak member, tidak akan diberi. Siapapun yang tidak berdosa, tidak akan disiksa. Wahai bodoh, engkau menghendaki perubahan dan penggantian. Bukankah engkau berarti seakan Tuhan yang kedua yang menghendaki Allah untuk mengikutimu. Ini merupakan suatu kontradikti. Baliklah, maka ia akan menjadi benar. Andaikata tidak ada beberapa ketentuan, maka engkau tidak akan mengetahui pengakuan yang dusta. Dalam suatu percobaan tampak mana yang mutiara. Ingkarilah nafsumu yang mengingkari Al Haq. Jika engkau mampu mengingkari nafsumu, maka engkau mampu mengingkari yang lain. Dengan kemampuan dari kuatnya iman, hilanglah kemungkaran. Dan dengan iman yang lemah, maka kemungkaran itu akan duduk manis di rumahmu, dan engkau membisu dari menyingkirkannya. Keteguhan iman, itulah yang akan mampu bertahan menghadapi syaitannya manusia dan jin, dialah yang mampu bertahan menghadapi cobaan, malapetaka. Sementara keteguhan imanmu, tidak mempunyai kemampuan, maka janganlah engkau mengaku sebagai orang beriman. Bencilah segalanya dan cintailah Pencipta segala sesuatu. Maka jika Ia berkehendak, Ia akan membuat engkau dicintai oleh sesuatu yang engkau bencisehingga engkau menjadi penjaga sesuatu itu.. karena Dia lah yang memberikan cinta, bukan dirimu. Karena itulah Rasulullah bersabda:
“Dicintakanlah kepadaku dari dunia kalian ada tiga : Wewangian, wanita, dan dijadikannya kesejukan mataku di dalam shalat”
Dicintakan kepadanya setelah ia membenci, meninggalkan, dan berpaling darinya. Kosongkanlah hatimu dari selain Dirinya sehingga dicintakan kepadamu apa yang Dia kehendaki..

[diambil dari buku 'nasehat-nasehat wali Allah', Syaikh Abdul Qadir Al Jailany, Penerbit Husaini, Bandung:1995, hlm.62]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

10 hal yang dibenci Allah

Ada sepuluh hal yang Allah sangat benci yang tidak seharusnya kita terjerat di dalam perangkapnya :

1. Kikirnya orang-orang kaya
2. Takabburnya orang-orang miskin
3. Rakusnya para ulama
4. Minimnya rasa malu para wanita
5. Suka dunia orang-orang yang sudah tua renta
6. Malasnya para pemuda
7. Kejinya para penguasa
8. Pengecutnya para tentara perang
9. Ujubnya para zahid
10. Riya'nya para ahli ibadah

Orang-orang kaya itu dihadirkan untuk membei bantuan dan meringankan orang lain, meringankan beban orang-orang tak berdaya sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya. Kekayaan yang mereka miliki jangan sampai terkonsentrasi pada dirinya dan tidak bisa dinikmati oleh orang lain. Bahkan menurut Rasulullah, cukuplah sebuah dosa bagi seseorang yang tidur kekenyangan sementara tetangganya mengerang kelaparan. Kepedulian sosial adalah bagian sangat penting dalam ajaran Islam yang harus senantiasa dikibarkan panji-panjinya. Orang yang tidak pernah terlibat merasakan denyut nadi perasaan orang lain sesungguhnya dia bukan bagian dari mereka. Barang siapa yang tidak pernah peduli pada masalah-masalah kaum muslimin maka sesungguhnya dia bukan bagian bagian dari mereka.

منن أصبح لا يهتم بالمسلمين فليس منهم

Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia bukan bagian dari mereka (HR. Hakim).

Kikirnya orang-orang kaya akan menyumbat kesejahteraan sosial yang menjadi pilar besar ajaran Islam.

وأى داء أدوى من البخل

Lalu penyakit apa lagi yang lebih berbahaya daripada sifat kikir (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Adapun takabburnya orang-orang miskin adalah penyakit yang sulit dimengerti. Apa yang mendorong dirinya menjadi takabbur. Padahal harta tidak punya, kekayaan tidak melimpah. Rumah morat marit, kendaraan sudah berumur. Lalu apa yang membuat mereka sombong? Padahal orang kaya berharta saja yang memiliki kekayaan dan harta berlimpah tidak boleh menyombongkan diri kepada siapa saja. Sebab Allah sangat tidak menyukai perilaku sombong itu karena dia termasuk sifat yang melekat pada Iblis, yang karenanya dia dilaknat Allah dan diusir dari surga serta akan dikekalkan dalam neraka. Simaklah firman Allah berikut ini :

واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى والمساكين والجار ذي القربى والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم إن الله لا يحب من كان مختالا فخورا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisaa' : 36).

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Lukman : 18).

Kesombongan hanya akan menyesakkan dada pelakunya dan memuakkan orang yang dihadapinya. Kesombongan hanya akan merenggangkan keakraban yang selama ini sudah terbina. Kesombongan hanya akan membuat jiwa tidak terkontrol sehingga meremehkan setiap orang yang dihadapinya. Sungguh lebih gila jika kesombongan itu dilakukan oleh orang-orang miskin papa yang tidak memiliki apa-apa. Beda antara harga diri dengan kesombongan. Harga diri adalah mempertahakan kehormatan diri jika dihina sedangkan sombong adalah meremehkan sesama.

Sedangkan para ulama dihadirkan untuk menghadirkan contoh sifat qana'ah dan tidak rakus pada dunia. Ulama sebagai penyeru akhlak dan moralitas hendaknya menyadari bahwa dirinya ditatap, disorot dan diamati oleh sekian ribu mata yang senantiasa menanti perilaku lurusnya. Ulama tidak dilahirkan untuk rakus pada dunia. Sebagai pewaris para Nabi sudah sepantasnya mereka tidak terlalu berpikir mewariskan dunia pada anak-anaknya namun yang dia pikirkan bagimana mewariskan ilmu pada generasinya.



Manusia-manusia yang bukan ulama saja tidak boleh tamak pada dunia apalagi ulama yang seharusnya menjadi contoh bagi mereka. Rakus pada dunia mematikan perburuan pada akhirat dan melemahkan ummat ini. Para pecinta dunia akan terkena penyakit ganas yang disebut dengan"wahn" cinta cinta dunia over-dosis dan takut mati over-dosis.

Para ulama pecinta dunia hampir bisa dipastikan mereka akan kehilangan karisma dan martabat keulamaannya dan akan mendapat gelar "ulama dunia" atau sering pula disebut dengan ulama suu', ulama buruk.

ويل لأمتى من علماء السوء يتخذون هذا العلم تجارة يبيعونها من أمراء زمانهم ربحا لأنفسهم لا أربح الله تجارتهم

Celakalah bagi ummatku dari ulama buruk yang menjadikan agama ini sebagai komoditas, yang mereka jual pada para penguasa mereka di zamannya demi meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Allah pasti tidak akan menjadikan bisnis mereka memperoleh keuntungan (HR. Hakim).

Wanita, fitrahnya dihadirkan dengan rasa malu yang luar biasa. Dari cara mereka bicara, cara mereka memandang, cara mereka berjalan ada sentuhan-sentuhan kelembutan yang luar biasa yang menggambarkan bahwa mereka adalah seorang wanita. Wanita dicipta untuk melahirkan kelembutan-kelembutan yang terefleksi dari perilaku mereka yang senantiasa berhiaskan rasa malu. Maka jika seorang wanit sedikit rasa malunya, dunia akan menjadi tidak seimbang lagi. Karena sisi positif wanita telah kehilangan ikatannya. Wanita masa kini tidak lagi merasa memamerkan auratnya di depan laki-laki asing.

Maka jangan heran jika Allah murka karena maksiat mereka. Padahal kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh dua anak gadis Nabi Syu'aib tatkala mereka mau mengambil air di sebuah sumur lalu keduanya bertemu Musa, sosok wanita ideal yang saat ini tidak pernah lagi jadi perbincangan. Allah berfirman : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang dzalim itu". (Al-Qashahs : 25). Malu adalah mahkota seorang wanita, dan kehilangan rasa malu sama dengan kehilangan mahkotanya. Dan secara otomatis hilang pula harga dirinya.

Orang tua renta sudah seharusnya mempersiapkan segala hal untuk kematiannya. Kerentaannya hendaknya memberikan peringatan keras bahwa dia telah dekat untuk menuju ambang kematian. Dia telah jauh berjalan menemupuh liku-liku dunia dan semua uji cobanya. Rambut yang menguban, gigi yang bertanggalan, tulang-belulang yang mulai keroposan adalah sebagai pengingat bahwa kematian akan segera menjelang, menjemputnya bersama ketuaan yang sudah disandang.

Orang tua yang masih senang dunia, mabuk di dalamnya, berebut kenikmatannya yang hanya sementara tentu saja sangat Allah benci. Apakah mereka tidak sadar bahwa dunia akan segera ditinggalkannya, lalu untuk apa dia masih berburu dunia dengan penuh tamak dan cinta yang melampui batas.

Adapun masa muda adalah masa paling produktif dalam kehidupan manusia. Masa muda adalah masa gelora kehidupan mereka. Masa muda adalah masa penentuan masa depan yang sesungghnya. Maka malasnya pemuda adalah alamat awal dari suram dan buramnya masa depan mereka. Gelap dan gulitanya hari-hari ke depan mereka. Manusia yang tidak memiliki awal yang cemerlang biasanya sulit menuai cahaya di ujung kehidupan. Pemuda tiang sebuah bangsa.





Maju dan tidaknya sebuah bangsa berada pada produktivitas mereka, sedangkan bangkrut dan hancurnya sebuah negara ada pada kemalasan mereka. Islam di awal-awal bangkit karena dukungan para pemuda enerjik yang anti kemalasan. Siang mereka adalah kerja keras dan malam mereka adalah ibadah malam.

Rasulullah menghimpun orang-orang mulia dalam tujuh golongan diantaranya adalah pemuda yang enerjik. Rasulullah bersabda :

سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله إمام عادل وشاب نشأ في عبادة الله ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه ورجلان تحابا في الله فاجتمعا على ذلك وافترقا عليه ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عيناه ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال إني أخاف الله رب العالمين ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

Tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Peminpin yang adil, pemuda yang tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya senantiasa terpaut ke mesjid tatkala dia keluar darinya hingga dia balik kembali, dua lelaki yang saling mencinta karena Allah. Dia berkumpul karenanya dan berpisah karenanya pula. Lelaki yang mengingat Allah sendirian kemudian kedua matanya mengalirkan air mata, lelaki yang dipanggil oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik lalu dia berkata : Sesunggguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam, seseorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya (HR. Malik, Tirmidzi, Bukhari Muslim).

Peminpin sebagaimana diisyaratkan hadits di atas juga seharusnya berbuat adil bukan berlaku kejam agar mereka mendapat naungan Allah di hari kiamat. Keadilan mereka sangat ditunggu dan dirindu oleh rakyat. Karena harapan keadilan memang bertumpu pada para penguasa itu. Keadilan adalam dambaan setiap orang, cita setiap insan. Tatkala seorang penguasa yang seharus adil berubah menjadi keji maka kemurkaan Allah yang demikianpedih telah menunggu mereka. Karena Allah sangat tidak suka pada mereka yang berbuat zhalim. Allah berfirman : Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang dzalim (Ali Imran : 151).

Para prajurit yang berlaga di medan perang adalah manusia-manusia pilihan untuk melakukan pembelaan terhadap agama mereka. Maka harus tidak ada dalam jiwa mereka rasa pengecut dan gentar saat menghadapi musuh sebesar apapun jumlah musuh yang ada di depan mereka. Selengkap apapun peralatan musuh yang mereka miliki. Jiwa prajurit adalah jiwa ksatria yang pantang menyerah pada musuh.

Jiwa prajurit tidak pernah menyimpan sikap pengecut dalam kamus hidup mereka. Sikap pengecut hanya akan menjadi virus yang menularkan kegentaran pada prajurit lain dan akan merusak semangat juang mereka. Oleh sebab itulah sungguhh sangat hina manusia-manusia yang melarikan diri pada saat perang sedang berkecamuk. Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur) (Al-Anfaal : 15).

Ujub adalah penyakit hati yang bisa menyerang siapa saja. Tidak terkecuali pada zahid yang banyak menghindari dunia dan lebih dekat pada akhirat. Namun kezahidan mereka akan menuai murka Allah jika dalam kezahidan itu bergemuruh ujub yang membuncah dalam ucapan dan perilaku mereka.

Rasulullah bersabda :

ثلاث مهلكات : شح مطاع ، وهوى متبع ، وإعجاب المرء بنفسه

Tiga perkara yang menghancurkan : kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti dan ujub dengan pendapat sendiri (HR. Bazzar dan Ath-Thabrani).

Yang tak kalah sengitnya akan mendapatkan murka Allah adalah mereka yang menyatakan diri sebagai ahli ibadah namun riya' menyelimuti seluruh ritual ibadahnya, mengiringi setiap langkah ibadahnya. Pujian selalu dia harapkan dari mulut manusia, pujaan selalu mereka dambakan dari lisan mereka. Sungguh celakalah mereka karena sesungguhnya riya' itulah syirik kecil yang sangat diwanti-wanti oleh Rasulullah agar kita meninggalkannya.

Maka, jika kita menjadi orang kaya dermawanlah pada sesama. Jika kita ditakdirkan menjadi seorang miskin lebih rendah hatilah pada manusia. Jka kita menjadi ulama janganlah rakus pada dunia. Jika Anda seorang wanita maka ingat bahwa mahkota Anda ada pada rasa malu Anda. Jika kita telah tua renta maka segeralah rakus pada akhirat. Jika jika masih muda maka semangatlah bekerja untuk mengisi amanah khilafah di dunia yang Allah bebankan kepada Allah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Apa itu Ratib??

Pengertian secara Istilah

Kumpulan lafadz ayat Quran, dzikir dan doa yang disusun sedemikian rupa dan dibaca secara rutin dan teratur. Boleh dibilang bahwa rati itu artinya adalah kumpulan doa dan dzikir yang dibaca rutin.

Kalau kita ke toko buku Islam, pasti kita akan mendapatkan begitu banyak buku yang isinya kumpulan doa dan dzikir. Tentu saja versinya sangat banyak, sesuai dengan latar belakang masing-masing penyusun.

Meurut Habib Mundzir, pimpinan majelis Rasulullah, karena kumpulan doa ini semakin menyebar dan meluas, dan memang dibaca secara berkesinambungan, maka digelari Ratib, lalu dialek kita menamakannya Ratiban, doa ratib, ratib haddad, ratib alatas dan gelar gelar lainnya. Padahal mereka yang merangkumnya itu tak menamakannya demikian, namun bahasa sebutan dari waktu ke waktu yang menamakannya dengan nama itu.

Ratib Pengganti Hiburan

Dalam sejarah, ratib kemudian dijadikan salah satu pendekatan moderat untuk menggantikan budaya pesta dan hura-hura yang kurang bermanfaat. Dahulu setiap ada hajatan apapun seperti perkawinan, membangun rumah, atau apa saja, dimeriahkan dengan berbagai pesta seperti nanggap wayang, ndangdutan, menggelar layar tancap, saweran, sajenan, judi bahkan mabuk mabukan dan lain sebagainya.

Maka para juru dakwah di masa itu pelan-pelan mengarahkan agar setiap acara dibacakan dzikir, baik sebagai tasyakur dan doa mohon keselamatan. Lalu jadilah ratib dibaca di berbagai hajatan.

Latar Belakang Disusunnya Ratib Al-Haddad

Sebuah sumber menyebutkan bahwa ratib ini disusun untuk menunaikan permintaan salah seorang murid sang penyusun, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut.

Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut ialah sebagai suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu. Pertama kalinya Ratib ini dibaca di kampung ‘Amir sendiri, yaitu di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Setelah itu Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim.

Pada tahun 1072 Hijriah (1661 Masehi). Biasanya ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan nafalnya, setelah sholat Isya’. Pada bulan Ramadhan dibaca sebelum sholat Isya’ untuk memberi kelonggaran waktu menunaikan sholat Tarawih.

Di kawasan-kawasan di mana Ratib al-Haddad ini diamalkan, dengan izin Allah kawasan-kawasan tersebut selamat dipertahankan daripada pengaruh sesat tersebut.

Ketika Imam Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah Haji, Ratib Al-Haddad pun mula dibaca di Makkah dan Madinah. Sehingga saat ini Ratib tersebut dibaca setiap malam di Bab al-Safa di Makkah dan Bab al-Rahmah di Madinah. Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa siapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “ La ilaha illallah” hingga seratus kali (walaupun pada kebiasaannya dibaca lima puluh kali), ia mungkin dikurniakan dengan pengalaman yang di luar dugaannya.


wallahua'lam bissawab

[diambil dari facebook Ratib Al Haddad]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments